Pembaruan prospek ekonomii duniia

Pembaruan prospek ekonomii duniia

Juli 2017

Kembali ke Atas

Sebuah Pemulihan yang Menguat

Download PDF 

Peningkatan dalam pertumbuhan global yang diantisipasi dalam WEO April masih berjalan sesuai dengan proyeksi output global sebesar 3,5 persen pada 2017 dan 3,6 persen pada 2018.  Proyeksi global yang tidak berubah itu agak menyembunyikan kontribusi yang berbeda-beda pada tingkat negara. Proyeksi pertumbuhan A.S. lebih rendah dibandingkan April, terutama mencerminkan asumsi kebijakan fiskal akan kurang ekspansif ke depannya dibandingkan antisipasi sebelumnya. Pertumbuhan telah direvisi untuk Jepang dan khususnya kawasan euro, di mana perkembangan positif mencengangkan pada akhir 2016 dan awal 2017 mengarah kepada sebuah momentum yang mantap. Proyeksi pertumbuhan Tiongkok juga sudah direvisi ke atas, mencerminkan sebuah kuartal pertama yang kuat pada 2017 dan harapan bagi dukungan fiskal berkesinambungan. Inflasi di dalam ekonomi negara-negara maju tetap lemah dan pada umumnya di bawah sasaran; inflasi juga menurun di beberapa ekonomi emerging, seperti Brasil, India, dan Rusia.

Baca Selengkapnya
  • Sementara risiko sekitar ramalan pertumbuhan global tampaknya secara luas seimbang dalam jangka pendeknya, risiko ini masih cenderung ke arah kurang menguntungkan dalam jangka menengahnya. Pada sisi positifnya, pemulihan siklis bisa lebih kuat dan lebih berkesinambungan di Eropa, di mana risiko politik telah berkurang. Pada sisi negatifnya, valuasi pasar kaya (rich market valuations) dan sifat berubah-ubah sangat rendah di dalam sebuah lingkungan kebijakan yang sangat tidak menentu meningkatkan kemungkinan sebuah koreksi pasar, yang berakibat peredaman pertumbuhan dan kepercayaan. Pengalihan kebijakan di Tiongkok yang lebih mendukung, khususnya pertumbuhan kredit yang kuat, akan diiringi oleh risiko negatif untuk pertumbuhan jangka menengah. Normalisasi kebijakan moneter di beberapa ekonomi negara maju, khususnya Amerika Serikat, bisa memicu sebuah pengetatan yang berlangsung lebih cepat dari antisipasi pada kondisi keuangan global. Risiko-risiko lainnya yang dibahas pada WEO April 2017, termasuk sebuah peralihan ke kebijakan-kebijakan ke dalam dan risiko geo-politik, masih terlihat.
  • Proyeksi pertumbuhan global untuk 2017-18, meskipun lebih tinggi dari taksiran 3,2 persen untuk 2016, masih berada di bawah rata-rata pra-krisis, khususnya untuk ekonomi negara paling maju dan untuk ekonomi negara emerging pengekspor komoditas dan sedang berkembang. Di kalangan negara-negara paling maju, banyak yang menghadapi kapasitas berlebihan serta juga hambatan pertumbuhan potensial akibat investasi yang sudah menua dan lemah, serta produktivitas yang meningkat secara lamban. Mengingat inflasi inti dan tekanan gaji yang lemah, penetapan kebijakan harus tetap konsisten dengan penghapusan harapan inflasi sesuai sasaran, menutup senjang output, dan - di mana tepat - penyeimbangan kembali eksternal. Reformasi untuk mendorong output potensial sangat penting dimana-mana, dan pertumbuhan output keseluruhan yang lamban membuat berbagi kemajuan secara lebih luas dan lintas distribusi pendapatan semakin penting. Risiko stabilitas finansial perlu dipantau secara ketat di dalam ekonomi negara-negara. Eksportir komoditas harus meneruskan penyesuaian dengan pendapatan yang lebih rendah, sementara melakukan diversifikasi terhadap sumber pertumbuhan mereka seiring waktu.

Ekonomi Global Mempertahankan Momentumnya

  • Pemulihan siklis berkelanjutan. Pertumbuhan dalam kuartal pertama 2017 lebih tinggi dibandingkan ramalan WEO pada April di negara dengan ekonomi emerging dan sedang berkembang seperti Brasil, Tiongkok, dan Meksiko, dan di beberapa ekonomi negara maju termasuk Kanada, Perancis, Jerman, Italia, dan Spanyol. Indikator frekuensi tinggi untuk kuartal kedua menunjukkan tanda-tanda penguatan berkelanjutan dari kegiatan global. Khususnya, pertumbuhan dalam perdagangan global dan produksi industri tetap di atas tingkat 2015-2016 meskipun mundur dari laju sangat kuat yang tercatat pada akhir 2016 dan awal 2017. Indeks Purchasing Manager (PMI) memberi petunjuk kekuatan berkesinambungan ke depannya dalam sektor manufaktur dan jasa.
  • Komoditas dan inflasi Harga minyak sudah turun, mencerminkan tingkat inventori tinggi di Amerika Serikat dan kenaikan dalam persediaan. Inflasi headline juga secara umum melunak karena dampak harga komoditi yang naik pada pertengahan kedua dari 2016 meredup, dan tetap berada pada tingkat di bawah sasaran bank sentral di kebanyakan ekonomi negara maju. Inflasi inti pada umumnya tetap stabil. Inflasi inti juga stabil di negara dengan ekonomi emerging, dan beberapa negara, seperti Brasil dan Rusia, menyaksikan penurunan yang besar.
  • Obligasi dan pasar ekuitas Yield obligasi jangka panjang di negara maju, yang turun sejak Maret, naik lagi pada akhir Juni dan awal Juli. Bank Sentral A.S. menaikkan suku bunga jangka pendek pada Juni, tetapi pasar masih mengharapkan sebuah jalur bertahap atas normalisasi kebijakan moneter A.S. Tebaran obligasi Jerman telah sangat mengecil di Perancis, Italia, dan Spanyol setelah ketidak-pastian pemilihan berkurang dan tanda-tanda pemulihan menguat. Harga ekuitas di negara maju tetap kuat, menandai optimisme pasar berkelanjutan terkait pendapatan perusahaan. Pasar juga optimis dengan prospek pasar emerging seperti yang tercermin dalam pasar ekuitas yang menguat dan penyusutan lanjutan dalam tebaran suku bunga. Eksportir minyak merupakan pengecualian dari pola ini, di tengah-tengah melemahnya harga minyak secara signifikan sejak Maret.
  • Nilai tukar dan aliran modal Sejak akhir Juni, dolar A.S. telah mengalami depresiasi sekitar 3½ persen dari segi real effective sejak Maret, sementara euro menguat dalam jumlah yang sama akibat kepercayaan meningkat terhadap pemulihan kawasan euro dan penurunan risiko politik. Dalam kurun yang sama, perubahan nilai tukar di kalangan mata uang negara-negara ekonomi emerging relatif kecil, di mana peso Meksiko agak menguat akibat pengetatan kebijakan moneter dan keprihatinan yang mereda seputar friksi perdagangan dengan A.S., serta depresiasi real Brasil akibat muncul kembalinya ketidak-pastian politik. Aliran modal ke negara dengan ekonomi emerging tetap bertahan pada bulan-bulan pertama 2017, dengan kenaikan penting dalam aliran masuk portfolio non-penduduk.

Ramalan Pertumbuhan Global Akan Naik Pada 2017 dan 2018

  • Pertumbuhan global untuk 2016 kini diramalkan 3,2 persen, sebuah angka yang agak lebih kuat dibandingkan ramalan April 2017, dan terutama mencerminkan pertumbuhan jauh lebih tinggi di Iran dan kegiatan lebih besar di India menyusul revisi akun-akun nasional. Kegiatan ekonomi baik di negara maju, maupun negara emerging, dan negara sedang berkembang diramalkan akan menyaksikan akselerasi pada 2017 sampai 2 persen dan 4,6 persen masing-masing, dan pertumbuhan global diproyeksikan 3,5 persen, tidak berubah dari ramalan April. Ramalan pertumbuhan untuk 2018 adalah 1,9 persen untuk negara maju, turun 0,1 persen dari WEO April 2017, dan 4,8 persen untuk negara emerging dan sedang berkembang, sama seperti pada musim semi. Ramalan pertumbuhan global 2018 tidak berubah pada 3,6 persen. Revisi ini mencerminkan terutama dampak makro-ekonomi dari perubahan dalam asumsi kebijakan untuk dua ekonomi dunia terbesar, Amerika Serikat dan Tiongkok, sebagaimana dibahas di bawah ini.
  • Negara Maju Ramalan pertumbuhan di Amerika Serikat telah direvisi lebih rendah dari 2,3 persen menjadi 2,1 persen pada 2017, dan dari 2,5 persen menjadi 2,1 persen pada 2018. Sementara penurunan pada ramalan 2017 ini sebagian mencerminkan pertumbuhan lemah dalam kuartal pertama tahun berjalan, faktor utama yang melatarbelakangi revisi pertumbuhan ini, khususnya untuk 2018, adalah asumsi bahwa kebijakan fiskal akan bersifat kurang ekspansif dari asumsi sebelumnya, mengingat ketidak-pastian seputar pemilihan waktu dan sifat dari perubahan kebijakan fiskal A.S. Harapan pasar atas stimulus fiskal juga menurun.
  • Ramalan pertumbuhan juga direvisi lebih rendah untuk Inggris untuk 2017 berdasarkan kegiatan lebih lemah dari harapan dalam kuartal pertama.
  • Sebaliknya, proyeksi pertumbuhan untuk 2017 telah direvisi menjadi lebih tinggi untuk banyak negara kawasan euro, termasuk Perancis, Jerman, Italia, dan Spanyol, di mana pertumbuhan untuk kuartal pertama 2017 umumnya di atas harapan. Hal ini, bersama dengan revisi pertumbuhan positif selama kuartal terakhir 2016 dan indikator frekuensi tinggi untuk kuartal kedua 2017, menunjukkan momentum lebih kuat dalam permintaan domestik dari pada antisipasi sebelumnya.
  • Ramalan pertumbuhan untuk 2017 juga direvisi lebih tinggi untuk Kanada, di mana permintaan domestik yang kuat mendorong pertumbuhan kuartal-pertama sampai 3,7 persen dan indikator-indikator mengarah pada kegiatan kuartal-kedua yang kuat, dan secara marginal untuk Jepang, di mana konsumsi privat, investasi, dan ekspor mendukung pertumbuhan kuartal-pertama.

Negara emerging dan sedang berkembang

  • Negara dengan ekonomi emerging dan sedang berkembang diproyeksikan akan menyaksikan sebuah kenaikan kegiatan berkesinambungan, sementara pertumbuhan naik dari 4,3 persen pada 2016 menjadi 4,6 persen pada 2017, dan 4,8 persen pada 2018. Ramalan ini mencerminkan revisi ke atas, relatif dibandingkan angka April, sebesar 0,2 persen untuk 2016 dan 0,1 persen untuk 2017. Sebagaimana dalam kebanyakan ramalan WEO di masa lalu, pertumbuhan terutama didorong oleh importir komoditas, tetapi kenaikan ini terutama mencerminkan kondisi membaik secara bertahap di negara pengekspor komoditas besar yang menderita resesi pada 2015-2016, dan dalam banyak kasus disebabkan atau diperparah oleh harga komoditas yang menurun.
  • Pertumbuhan Tiongkok diduga akan tetap 6,7 persen pada 2017, tingkat yang sama seperti 2016 dan menurun sedikit pada 2018 menjadi 6,4 persen. Ramalan untuk 2017 direvisi ke atas sebesar 0,1 persen, yang mencerminkan hasil lebih kuat dari perkiraan dalam kuartal pertama dari tahun berjalan dan didukung oleh pelonggaran kebijakan dan reformasi sisi-suplai (termasuk upaya untuk mengurangi kapasitas berlebihan di sektor industri). Untuk 2018, revisi ke atas sebesar 0,2 persen terutama mencerminkan sebuah harapan bahwa penguasa akan menunda penyesuaian fiskal yang perlu (khususnya lewat mempertahankan investasi publik yang besar) guna memenuhi sasaran mereka melipatgandakan PDB nyata 2010 pada 2020. Tetapi penundaan selanjutnya mengakibatkan kenaikan hutang yang besar, sehingga risiko kerugian di sekitar baseline ini juga meningkat. 
  • Pertumbuhan di India diramalkan akan meningkat pada 2017 dan 2018, sesuai dengan ramalan April 2017. Sementara kegiatan mengendur menyusul inisiatif pertukaran mata uang, pertumbuhan pada 2016 - pada 7,1 persen - lebih tinggi dari antisipasi akibat belanja pemerintah yang kuat dan revisi data yang memperlihatkan momentum lebih kuat dalam bagian pertama dari tahun berjalan. Dengan meningkatnya perdagangan global dan penguatan permintaan domestik, pertumbuhan di ke lima negara ASEAN diproyeksikan tetap mantap sekitar 5 persen, dan pada umumnya disertai hasil kuartal pertama kuat yang mengarah kepada revisi sedikit ke atas untuk 2017 dibandingkan WEO April.
  • Di Eropa, baik negara emerging maupun sedang berkembang, pertumbuhan diproyeksikan meningkat pada 2017, terutama didorong oleh ramalan pertumbuhan lebih besar untuk Turki, di mana ekspor pulih secara kuat pada kuartal terakhir 2016 dan kuartal pertama 2017 menyusul penyusutan moderat empat kuartal, dan permintaan eksternal diramalkan lebih kuat dengan prospek membaik untuk mitra-mitra dagang di kawasan euro. Ekonomi Rusia diproyeksikan akan pulih secara bertahap pada 2017 dan 2018 sesuai dengan ramalan April.
  • Setelah menyusut pada 2016, kegiatan ekonomi di Amerika Latin diproyeksikan akan pulih secara bertahap pada 2017-18 sementara beberapa negara - termasuk Argentina dan Brasil - keluar dari resesi mereka. Dibandingkan dengan WEO April 2017, ramalan pertumbuhan Brasil untuk 2017 kini lebih tinggi mengingat kuartal pertama yang kuat, tetapi kelemahan yang masih berlangsung dalam permintaan domestik dan sebuah peningkatan dalam ketidak-pastian politik dan kebijakan akan dicerminkan dalam sebuah laju pemilihan yang lebih lemah, dan akibatnya proyeksi pertumbuhan yang lebih kecil pada 2018. Ramalan pertumbuhan Meksiko untuk 2017 direvisi ke atas dari 1,7 menjadi 1,9 persen berdasarkan kegiatan yang kuat pada kuartal pertama tahun berjalan, dan ramalan yang tidak berubah untuk 2018.  Revisi-revisi untuk negara-negara lainnya di kawasan kebanyakan diturunkan, termasuk kemunduran berlanjut atas kondisi-kondisi di Venezuela
  • Pertumbuhan di Timur Tengah, Afrika Utara, kawasan Afghanistan, dan Pakistan diproyeksikan akan banyak melambat pada 2017, dan ini mencerminkan terutama penurunan kegiatan di negara-negara pengekspor minyak, sebelum pulih kembali pada 2018.  Ramalan 2017-2018 umumnya tidak berubah relatif terhadap WEO April 2017, tetapi pertumbuhan pada 2016 ditaksir lebih kuat mengingat pertumbuhan yang lebih tinggi di Iran. Penurunan harga minyak baru-baru ini, seandainya berlangsung terus, bisa mempengaruhi lebih jauh prospek negara pengekspor minyak di kawasan.
  • Di Afrika Sub-Sahara, prospeknya tetap menantang. Pertumbuhan diproyeksikan naik pada 2017 dan 2018, tetapi hanya hampir mencapai teritori positif dari segi per kapita tahun ini untuk keseluruhan kawasan - dan akan tetap negatif untuk sekitar sepertiga negara-negara di kawasan itu. Revisi keatas sedikit pada pertumbuhan 2017 relatif terhadap ramalan WEO April 2017 mencerminkan sebuah perbaikan sedikit dari prospek pertumbuhan untuk Afrika Selatan, yang sedang menikmati sebuah panen besar akibat curah hujan yang lebih baik dan sebuah kenaikan dalam output pertambangan yang dipicu oleh sebuah peningkatan moderat dari harga komoditas. Tetapi, prospek untuk Afrika Selatan tetap sulit, dengan ketidak-pastian politik yang meningkat dan kepercayaan konsumen dan bisnis yang lemah, dan akibatnya, ramalan pertumbuhan negara itu diturunkan untuk 2018.

Risiko

  • Risiko jangka pendek pada umumnya berimbang, tetapi risiko jangka menengah masih tetap cenderung pada sisi pesimis. Risiko untuk ramalan A.S. bersisi dua: pelaksanaan stimulus fiskal (seperti reformasi pajak pengurangan pendapatan) bisa mendorong permintaan dan pertumbuhan output A.S. di atas ramalan baseline, sementara pelaksanaan konsolidasi belanja seperti yang diusulkan dalam anggaran pemerintahan akan menurunkannya.  Di sisi optimisnya, kenaikan kegiatan di kawasan euro, dengan sentimen pasar yang bersemangat dan risiko politik yang berkurang, bisa menjadi lebih kuat dan lebih langgeng dari proyeksi sekarang. Di sisi pesimisnya, ketidak-pastian kebijakan berkelanjutan atau goncangan lainnya yang memicu sebuah koreksi terhadap valuasi pasar kaya (rich market valuations), khususnya ekuitas, dan kenaikan dalam ketidak-stabilan dari tingkat sangat rendah saat ini. Selanjutnya, hal ini bisa memukul belanja dan kepercayaan pada umumnya, khususnya di negara-negara dengan kerentanan finansial yang besar. Harga komoditas yang lebih rencah akan semakin memperparah tekanan makro-ekonomi dan mempersulit penyesuaian di banyak negara pengekspor komoditas. Risiko merugikan lainnya yang mengancam kekuatan dan kehandalan dari pemulihan termasuk:
  • Sebuah kurun ketidak-pastian kebijakan yang berlarut-larut. Meskipun ada pengurangan risiko terkait pemilihan, ketidak-pastian kebijakan tetap berada pada tingkat yang tinggi dan bisa semakin tinggi lagi, dan ini dicerminkan - misalnya - oleh kesulitan meramalkan kebijakan regulasi dan fiskal A.S., perundingan pengaturan pasca-Brexit, atau risiko geopolitik.   Hal ini bisa merugikan kepercayaan, membuat gentar investasi swasta, dan memperlemah pertumbuhan.
  • Ketegangan finansial Di Tiongkok, kegagalan untuk meneruskan fokus baru-baru ini pada tanggapan terhadap risiko sektor finansial serta mengerem pertumbuhan kredit yang berlebihan (terutama lewat kebijakan macroprudential lebih ketat) bisa menyebabkan perlambanan pertumbuhan yang mendadak, dengan efek sampingan merugikan untuk negara-negara lain lewat perdagangan, harga komoditas, dan saluran kepercayaan. Sebuah normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan di Amerika Serikat bisa memperketat kondisi finansial global dan memicu pembalikan dalam arus modal ke negara dengan ekonomi emerging, disertai apresiasi dolar,  menekan ekonomi emerging dengan hutang besar, patok dolar A.S., atau ke tidak-cocokan neraca. Pada saat bersamaan, sejauh pengetatan kebijakan moneter seperti itu mencerminkan prospek A.S. yang lebih cerah, mitra perdagangan A.S. akan meraih manfaat dari efek sampingan permintaan positif. Di beberapa negara kawasan euro, neraca bank yang lemah dan prospek profitabilitas yang tidak menguntungkan bisa berinteraksi dengan risiko politik yang lebih tinggi dan memicu kembali keprihatinan dengan stabilitas finansial, serta kenaikan suku bunga jangka panjang bisa memperburuk dinamika hutang publik. Akhirnya, sebuah kemunduran atas penguatan regulasi finansial dan pengawasan yang berhasil dicapai sejak krisis - baik pada tingkat nasional maupun internasional - bisa menurunkan buffer modal dan likuiditas atau memperlemah efektivitas pengawasan, disertai akibat-akibat negatif untuk stabilitas finansial global.
  • Kebijakan melihat ke dalam Untuk jangka panjangnya, kegagalan untuk menggerakkan pertumbuhan potensial dan membuat pertumbuhan lebih inklusif bisa memicu proteksionisme dan menghambat reformasi untuk menciptakan pasar yang ramah. Hasilnya bisa berupa gangguan pada mata rantai pasokan global, produktivitas global yang menurun, dan produk konsumen yang tidak terjangkau, yang sebagian besar akan merugikan rumah tangga berpendapatan rendah.
  • Di antara faktor-faktor non-ekonomi, ketegangan geo-politik yang meningkat, pertikaian politik domestik, dan goncangan akibat pemerintahan lemah dan korupsi, semuanya bisa mempengaruhi kegiatan ekonomi.
  • Risiko-risiko ini saling terhubungkan dan bisa saling memperkuat. Misalnya, sebuah pengalihan kedalam dari kebijakan bisa dikaitkan dengan ketegangan geopolitik yang meningkat dan juga dengan keengganan semakin besar menghadapi risiko global; goncangan non-ekonomi bisa berpengaruh langsung pada kegiatan ekonomi serta juga merugikan kepercayaan dan sentimen pasar; dan sebuah pengetatan kondisi finansial global secara lebih cepat dari antisipasi sebelumnya atau sebuah pengalihan ke arah proteksionisme di dalam ekonomi negara maju bisa memicu kembali tekanan aliran modal keluar dari negara-negara emerging.

Politik

Akibatnya, opsi-opsi kebijakan akan menjadi penting dalam menciptakan prospek dan mengurangi risiko. 

  • Memperkuat momentum. Sementara negara-negara saat ini menghadapi kondisi siklis yang beragam, perilaku berbeda terhadap kebijakan moneter dan fiskal merupakan pendekatan yang tepat. Di negara-negara maju di mana permintaan masih lesu dan inflasi terlalu rendah, dukungan moneter dan (di mana laik) fiskal harus diteruskan; di tempat lainnya kebijakan moneter harus menjadi normal secara bertahap, sesuai dengan perkembangan ekonomi, dan kebijakan fiskal harus difokuskan kepada dukungan untuk reformasi yang ditujukan pada perluasan potensi suplai ekonomi. Negara-negara yang membutuhkan konsolidasi fiskal harus melakukannya dengan langkah-langkah yang ramah terhadap pertumbuhan. Negara dengan ekonomi emerging harus terus membiarkan nilai tukar meredam goncangan, kapan saja hal itu dimungkinkan.
  • Membuat pertumbuhan handal dan berimbang. Upaya untuk mempercepat perbaikan neraca sektor swasta dan menjamin kesinambungan dari hutang publik adalah fondasi penting demi terselenggaranya pemulihan yang kuat. Jadi upaya dari negara-negara baik yang surplus maupun yang defisit adalah mengurangi ketidak-seimbangan dalam neraca transaksi berjalan mereka.
  • Mempertahankan pertumbuhan tinggi dan inklusif dalam jangka panjangnya. Sasaran ini menuntut reformasi struktural yang terurut secara baik dan disesuaikan guna mendorong produktivitas dan investasi, langkah-langkah untuk memperkecil senjang partisipasi gender dalam pasar tenaga kerja, dan dukungan aktif untuk mereka yang dirugikan oleh perubahan dalam teknologi atau perdagangan.
  • Diantara negara-negara yang sedang berkembang dan berpendapatan rendah, eksportir komoditas pada umumnya membutuhkan penyesuaian besar untuk memperbaiki ketidak-seimbangan makroekonomi, sebuah tantangan yang bisa lebih besar untuk eksportir bahan bakar akibat turunnya harga minyak yang tak berkeputusan. Prioritas kebijakan untuk negara-negara sedang berkembang dan berpendapatan rendah yang memiliki ekonomi beragam bisa berbeda-beda, mengingat keragaman dari kondisi negara itu, tetapi sebuah sasaran umum untuk negara-negara ini adalah meningkatkan ketahanan terhadap goncangan potensial di masa depan lewat penguatan posisi fiskal dan cadangan valuta asing sementara pertumbuhan masih kuat.
  • Sebuah kerangka kerja multi-lateral yang berfungsi dengan baik untuk hubungan ekonomi internasional merupakan unsur kunci lainnya bagi pertumbuhan yang kuat, berkesinambungan, berimbang, dan inklusif. Mengupayakan kebijakan zero-zum hanya akan merugikan semua negara, dan ini telah dibuktikan oleh sejarah. Karena kebijakan nasional pada akhirnya saling berinteraksi dan menciptakan efek sampingan lintas negara, ekonomi dunia akan berfungsi secara lebih baik untuk semua pihak kalau penyusun kebijakan terlibat dalam dialog secara berkala dan bekerja di dalam batas-batas mekanisme yang disepakati guna mengatasi perbedaan-perbedaan. Sebuah sistem perdagangan dunia yang berbasis aturan dan terbuka sangat penting untuk kemakmuran global, tetapi harus didukung oleh kebijakan domestik untuk memfasilitasi penyesuaian, tidak hanya untuk perdagangan tetapi juga untuk menghadapi perubahan teknologi secara cepat.
  • Pada saat bersamaan, masyarakat internasional harus terus menyesuaikan sistem multilateral terhadap ekonomi gobal yang berubah-ubah.  Dialog aktif dan kerjasama akan membantu memperbaiki dan memodernisir aturan-aturan, sementara juga menanggapi keprihatinan yang beralasan dari sebuah negara. Proses ini akan menjamin manfaat bersama dan adil yang berkesinambungan. Bersama dengan kebijakan domestik yang kuat, hal ini juga akan mencegah penarikan secara luas dari multilateralisme, baik lewat proteksionisme atau berlomba-lomba mengabaikan pengawasan finansial dan regulasi, yang menyebabkan semua negara menjadi terpuruk.

Kembali ke Atas

Tabel 1 Tinjauan dari Proyeksi Prospek Ekonomi Dunia

(Perubahan dalam persen kecuali dinyatakan lain)

Tahun ke Tahun
Perbedaan dari Proyeksi WEO April 2017 1/ Q4 Atas Q4 2/
Taksiran Proyeksi Taksiran Proyeksi
2015 2016 2017 2018 2017 2018 2016 2017 2018
Output Dunia 3.4 3.2 3.5 3.6 0.0 0.0 3.2 3.5 3.7
Negara Maju 2.1 1.7 2.0 1.9 0.0 –0.1 2.0 1.9 1.9
Amerika Serikat 2.6 1.6 2.1 2.1 –0.2 –0.4 2.0 2.0 2.3
Kawasan Euro 2.0 1.8 1.9 1.7 0.2 0.1 1.8 1.9 1.7
Jerman 1.5 1.8 1.8 1.6 0.2 0.1 1.8 1.9 1.5
Perancis 1.1 1.2 1.5 1.7 0.1 0.1 1.2 1.7 1.5
Italia 0.8 0.9 1.3 1.0 0.5 0.2 1.1 1.1 1.0
Spanyol 3.2 3.2 3.1 2.4 0.5 0.3 3.0 3.0 2.1
Jepang 1.1 1.0 1.3 0.6 0.1 0.0 1.6 1.2 0.5
Inggris 2.2 1.8 1.7 1.5 –0.3 0.0 1.9 1.4 1.4
Kanada 0.9 1.5 2.5 1.9 0.6 –0.1 2.0 2.3 2.0
Ekonomi Negara Maju Lain 3/ 2.0 2.2 2.3 2.4 0.0 0.0 2.5 2.1 2.7
Negara Pasar Emerging dan Sedang Berkembang 4.3 4.3 4.6 4.8 0.1 0.0 4.2 4.9 5.2
Persemakmuran Negara-Negara Merdeka –2.2 0.4 1.7 2.1 0.0 0.0 0.6 1.5 2.0
Rusia –2.8 –0.2 1.4 1.4 0.0 0.0 0.3 1.5 1.8
Tidak Termasuk Rusia –0.5 1.8 2.5 3.5 0.0 0.0 . . . . . . . . .
Negara Emerging dan Sedang Berkembang Asia 6.8 6.4 6.5 6.5 0.1 0.1 6.3 6.6 6.5
Tiongkok 6.9 6.7 6.7 6.4 0.1 0.2 6.8 6.4 6.4
India 4/ 8.0 7.1 7.2 7.7 0.0 0.0 6.0 8.0 7.6
ASEAN-5 5/ 4.9 4.9 5.1 5.2 0.1 0.0 4.8 5.2 5.2
Negara Emerging dan Sedang Berkembang Eropa 4.7 3.0 3.5 3.2 0.5 –0.1 3.3 2.0 4.2
Amerika Latin dan Karibia 0.1 –1.0 1.0 1.9 –0.1 –0.1 –1.3 1.6 2.1
Brasil –3.8 –3.6 0.3 1.3 0.1 –0.4 –2.5 1.5 1.7
Meksiko 2.6 2.3 1.9 2.0 0.2 0.0 2.3 0.9 3.2
Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan, dan Pakistan 2.7 5.0 2.6 3.3 0.0 –0.1 . . . . . . . . .
Arab Saudi 4.1 1.7 0.1 1.1 –0.3 –0.2 2.2 0.6 1.4
Afrika Sub-Sahara 3.4 1.3 2.7 3.5 0.1 0.0 . . . . . . . . .
Nigeria 2.7 –1.6 0.8 1.9 0.0 0.0 . . . . . . . . .
Afrika Selatan 1.3 0.3 1.0 1.2 0.2 –0.4 0.4 1.3 1.1
Memorandum
Negara Sedang Berkembang Berpendapatan Rendah 4.6 3.6 4.6 5.2 –0.1 –0.1 . . . . . . . . .
Pertumbuhan Dunia Berdasarkan Nilai Tukar Pasar 2.7 2.5 2.9 3.0 0.0 0.0 2.6 2.8 3.0
Volume Perdagangan Dunia (barang dan jasa) 6/ 2.6 2.3 4.0 3.9 0.2 0.0 . . . . . . . . .
Negara Maju 4.0 2.3 3.9 3.5 0.2 –0.1 . . . . . . . . .
Negara Pasar Emerging dan Sedang Berkembang 0.3 2.2 4.1 4.6 0.1 0.3 . . . . . . . . .
Harga Komoditas (Dolar A.S.)
Minyak 7/ –47.2 –15.7 21.2 0.1 –7.7 0.4 16.2 6.2 –0.8
Non-bahan-bakar (rata-rata didasarkan pada bobot ekspor komoditas dunia) –17.5 –1.8 5.4 –1.4 –3.1 –0.1 9.9 0.1 0.1
Harga Konsumen
Negara Maju 0.3 0.8 1.9 1.8 –0.1 –0.1 1.2 1.7 2.0
Negara Pasar Emerging dan Sedang Berkembang 8/ 4.7 4.3 4.5 4.6 –0.2 0.2 3.7 4.0 3.9
Rate Penawaran Interbank London (persen)
Atas Deposito Dolar A.S. (enam bulan) 0.5 1.1 1.6 2.2 –0.1 –0.6 . . . . . . . . .
Atas Deposito Euro (tiga bulan) –0.0 –0.3 –0.3 –0.2 0.0 0.0 . . . . . . . . .
Atas Deposito Yen Jepang (enam bulan) 0.1 0.0 0.0 0.1 0.0 0.1 . . . . . . . . .
Catatan: Nilai tukar effective real diasumsikan konstan pada tingkat yang berlaku selama kurun 3 Mei - 31 Mei, 2017. Negara-negara diurut berdasarkan ukuran ekonomi Data kuartalan disesuaikan per musim.
1/ Perbedaan didasarkan pada pembulatan angka untuk saat ini dan April 2017 Ramalan World Economic Outlook.
2/ Untuk Output Dunia, taksiran kuartalan dan proyeksi mewakili sekitar 90 persen dari output dunia tahunan pada bobot purchasing-power-parity. Untuk Pasar Emerging dan Sedang Berkembang, taksiran kuartalan dan proyeksi mewakili sekitar 80 persen dari output pasar berkembang cepat dan sedang berkembang tahunan pada bobot purchasing-power-parity.
3/ Tidak termasuk G7 (Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat) dan negara-negara Kawasan Euro.
4/ Untuk India, data dan ramalan disajikan berdasarkan tahun fiskal, dan PDB dari 2011 ke depan didasakan pada PDB pada harga pasar dengan FY2011/12 sebagai tahun basis.
5/ Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam.
6/ Rata-rata tingkat pertumbuhan untuk volume ekspor dan impor (barang dan jasa).
7/ Rata-rata harga minyak mentah U.K. Brent, Dubai Fateh, dan West Texas Intermediate. Harga rata-rata untuk minyak dalam dolar A.S. satu barel adalah $42.8 pada 2016; harga asumsi berdasarkan futures markets (pada 1 Juni, 2017) adalah $51.9 pada 2017 dan $52.0 pada 2018.
8/ Tidak termasuk Argentina dan Venezuela.